Pengelola BUM Desa mempunyai masa kerja selama 5 ( Lima ) tahun sejak tanggal penetapan dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikut CONTOH AD/ART
BUMDES MEKO
VISI DAN MISI DESA NANGGELENG
VISI :
“ Desa Nanggeleng Menuju Desa Sehat, Bersih Dan Berwibawa ”
Terwujudnya Masyarakat Desa Nanggeleng yang Cermat, Aman, Tertib, Damai, Sehat Sejahtera serta Religius sebagai wujud nyata mengedepankan pelayanan yang prima menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
MISI :
- Menciptakan pelayanan yang merata, berkeadilan tepat waktu dan tepat guna.
- Mewujudkan penyelenggaraan Pembangunan dengan mengembangkan potensi desa.
- Memberikan pembinaan dan pengembangan kreativitas masyarakat dibidang keterampilan untuk menciptakan lapangan kerja.
- Meciptakan Lingkungan Masyarakat yang Aman, Tertib dan Sejahtera.
- Mengembangkan Sumber Daya Manusia dalam Bidang Teknologi Tepat Guna.
turtorial adobe affetr effect
ok
CONTOH PROPOSAL HIBAH RT RW
Kita tentu sepakat kalau APBD adalah uang rakyat. Maka sepeser pun pengeluaran dari APBD harus dapat dipertanggungjawabkan. Mekanisme baru yang diusulkan justru mengembalikan hak warga untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari RT/RW di wilayahnya
TURTORIAL VIDEO SCRIBE
SEJARAH DESA NANGGELENG
Sejarah Desa Nanggeleng
Nanggeleng asal kata dari Nanggulang (B.Sunda) artinya mula-mula berdiri 1 (satu) kampung. Pada tahun 1700 lebih ada seorang keturunan Bupati Cikundul (Cianjur) yang tidak mau dijadikan “Pangereh”, pegawai pemerintah, bernama Wireja. Kemudian ia melarikan diri ke tempat yang sekarang disebut Nanggeleng.
Kedatangan ia (Wireja) di tempat ini besar sekali pengaruhnya, karena ide-ide dan gagasan-gagasannya dapat diterima penduduk Nanggeleng, antara lain ialah bahwa untuk mengatur daerah ini perlu adanya pemimpin (lurah), tetapi ia sendiri tidak mau diangkat menjadi lurah. Lalu ia mendapatkan saudaranya dari daerah Tasik, bernama Angsa Wangsadireja. Atas persetujuan penduduk, maka diangkatlah ia menjadi lurah pertama. Ia, Angsa Wangsadireja meninggal dan dinamakan oleh penduduk Embah Dira (kuburannya terdapat di daerah Nanggeleng dan masih terlihat sampai kini).
Setelah Angsa Wangsadireja meninggal, kemudian diangkatlah seorang yang bernama Rd. Arsa Wiraksapraja, sebagai lurah yang kedua. Tahun berganti tahun, peristiwapun terus berlanjut, maka lurah-pun berganti-ganti menurut masanya masing-masing. Sampailah pada tahun 1983 dijabat oleh seorang yang bernama A. Syef Suryapraja, merupakan pejabat lurah yang kesembilan belas.
Keadaan Geografi
Untuk menentukan bagaimana kemungkinan kemajuan suatu daerah dikemudian hari, maka amatlah perlu terlebih dahulu diketahuai letak geografinya. Letak geogarfi ini ada pengaruhnya terhadap perkembangan disegala bidang. Termasuk juga kemajuan dalam kehidupan keagamaa, faktor ini banyak mempengaruhi perkembangannya.
Desa nanggeleng terletak di Kecamatan Cipeundeuy Kabuten Bandung Provinsi Jawa Barat. Dari ibukota provinsi jauhnya 51 km dari ibukota kabupaten 40 km dan dari ibukota kecamatan 4 km. untuk lebih jelasnya penulis kemukakan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
– Sebelah utara berbatasan dengan desa Bojong Mekar,
– Sebelah timur berbatasan dengan desa Sirnaraja,
– Sebelah selatan berbatasan dengan desa Kertamukti,
– Sebelah barat berbatasan dengan desa Margaluyu.
Luas daerah desa Nanggeleng adalah 2.193,079 ha,.
Keadaan Masyarakat
Dalam pembahasan tentang keadaan masyakarat desa, penulis mengutip dari data statistic yang berada di kantor Desa Nanggeleng. Menurut statistic yang ada, jumlah penduduk desa Nanggeleng pada pertengahan tahun 1985 berjumlah 5.372 orang, terdiri dari 1.306 kepala keluarga. Dan seluruhnya adalah beragama Islam. Untuk mengatur pemerintahnnya desa Nanggeleng yang mempunyai 15 kampung itu dibagi dalam 14 RK (Rukun Kampung), kemudian dibagi lagi alm 45 RK (Rukun Tetangga). Dan disamping itu diangkat pula 3 orang cantilan (Ketua Kampung).
Dalam kehidupan sehari-harinya penduduk desa Nanggeleng disibukkan oleh mata pencaharian penduduk adalah dari pertanian dan perkebuanan. Adannya kehidupan pertanian dapat dibuktikan dengan luasnya tanah pertanian, dimana sebanyak 9 % dari wilayahnya adalah tanah pertanian. Kemudian mata pencaharian yang paling banyak adalah dari sektor perkebunan, yaitu perkebunan, karet milik pemerintah dan milik rakyat dan perkebunan coklat milik pemerintah yang lua seluruhnya sekitar 37dari areal tanah yang ada di desa Nanggeleng.
Selain dari sector pertanian dan perkebunan terdapat pula yang bekerja sebagai pegawai negeri/Abri, buruh swasta, petani perikanan, pedagang, pertukangan dan lain sebagainya. Disamping itu terdapat pula beberapa penduduk yang bekerjaannya selalu berpindah-pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
Sumber dari :
Kantor Pemerintah Desa Nanggeleng
Kecamatan Cipeundeuy